Penulis : S. Shoimatul Ula
ISBN : 978-602-7874-54-1
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Editor /Penyelaras Kata : Rose KR
Tahun Terbit : 2013
Tebal : 160 hlm
Ketika
saya melihat buku ini, cover buku “Revolusi Belajar” sungguh sangat menarik.
Cover buku mengilustrasikan tentang revolusi belajar yaitu bagaimana kita dapat
mengoptimalisasi kecerdasan melalui pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Bahasa
yang digunakan penulis juga mudah dipahami, tetapi masih ada beberapa penulisan
yang belum pas dalam penempatan titik dan komanya.
Setiap
manusia memiliki potensi sembilan jenis intelegensi/kecerdasan yang mana
kecerdasan ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan.
Pada awal pembahasannya, penulis memaparkan secara gamblang konsep belajar dan pembelajaran untuk menggugah pengetahuan dan membuka wawasan para pembaca. Bukan hanya sekedar konsep belajar dan pemb elajaran, penulis juga menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Didalam buku ini juga disebutkan contoh-contoh pembelajaran yang inovatif, bermakna dan beragam menilik bagaimana revolusi belajar disini adalah bagaimana mengoptimalisasi kecerdasan pada peserta didik melalui pembelajaran.
Pada awal pembahasannya, penulis memaparkan secara gamblang konsep belajar dan pembelajaran untuk menggugah pengetahuan dan membuka wawasan para pembaca. Bukan hanya sekedar konsep belajar dan pemb elajaran, penulis juga menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Didalam buku ini juga disebutkan contoh-contoh pembelajaran yang inovatif, bermakna dan beragam menilik bagaimana revolusi belajar disini adalah bagaimana mengoptimalisasi kecerdasan pada peserta didik melalui pembelajaran.
Pembahasan
selanjutnya yang dipaparkan oleh penulis adalah tentang bagaimana kecerdasan
majemuk menurut Howard Gardner. Saya sebagai pembaca dapat memahami factor apa
saja yang dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang, apa saja sembilan potensi
kecerdasan itu. Setiap kecerdasan yang ada pada setiap diri manusia dapat
dikembangkan, namun kebanyakan dari kita hanya mengasah atau mengoptimalkan
kecerdasan yang dianggap menonjol dibandingkan kecerdasan-kecerdasan yang
lainnya. Alhasil, kecerdasan yang lainnya tidak pernah mendapatkan rangsangan
akan lumpuh dan tidak berkembang.
Pada
saai ini, masih saja ada pendidik yang mengunakan pembelajaran konvesional.
Yaitu, pendidik mentransfer pengetahuan ke peserta didik dan peserta didik
lebih cenderung sebagai pendengar tanpa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Banyak orang yang menganggap pembelajaran konvesional ini terkesan kolot dan
ketinggalan jaman, namun penulis bersifat objektif dengan memaparkan bagaimana
dampak positif dan negatif dari pembelajaran konvesional. Bagaimana membuka
wawasan pembaca untuk membandingkan ketika zaman yang terus berkembang dan mutu
pedidikan terus dituntut untuk selalu mengalami peningkatan, maka seyogyanya
perlu diadakan revolusi belajar. Bukan hanya tentang menggunakan pola dan model
pembelajaran modern, tetapi lebih kepada bagaimana agar kecerdasan-kecerdasan
yang ada didiri peserta didik dapat terus terangsang, terasah dan berkembang.
Kecerdasan
majemuk atau Multiple Intelligences didalam dunia pendidikan tentulah
sangat memanusisakan manusia. Yang mana peserta didik diasah baik area
kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dengan mengunakan pembelajaran
berbasis kecerdasan majemuk, pendidik menyiapakan materi belajar agar bagaimana
peserta didik dapat menyerap ilmu pengetahuan dengan mengasah kecerdasan yang
mereka miliki. Kata-kata yang saya suka dalam buku ini terdapat kutipan dari
Horward Gardner, “kecerdasan atau intelegensi seseorang bukan hanya diukur
dari hasil tes dalam menjawab berbagai soal tertulis saja , melainkan lebih
kepada bagaimana ia menyelesaikan soal-soal dan permasalahan dalam hidup
kehidupan nyata.”
Selanjutnya,
penulis memaparkan tentang pembelajaran berbasis Multiple Intelligences yang
mana didalamnya mengulas bagaimana seorang pendidik dituntut untuk merubah
paradigmanya. Para pendidik harus berpikir bahwa didalam kelas tidak ada murid
yang bodoh, atau memetak-metakkan kemampuan peserta didik. Semua peserta didik
itu cerdas, tetapi kecerdasannya berbeda-beda aspek. Pembelajaran berbasis Multiple
Intelligences dapat diselaraskan dengan berbagai macam kegiatan belajar
mengajar, baik dalam pengelolaan kelas, aktivitas belajar maupun evalusi
belajar.
Dalam buku Revolusi Cara
Belajar (buku pembanding)¸ didalam buku tersebut menekankan bahwasannya seseorang
akan lebih mudah menerima pengetahuan atau materi belajar dalam keadaan fun
atau dalam kondisi menyenangkan. Didalam buku tersebut juga memaparkan
bagaimana seseorang dapat mengasah kemampuannya belajar secara mandiri dengan
keadaan yang menyenangkan. Dan revolusi belajar ini dengan mengandalakan media
internet yang ada saat ini.
Kritik saya pada buku ini
adalah : agar lebih menarik, coba diberikan gambar, ilustrasi atau peta konsep
disetiap babnya. Setelah kita membaca buku ini alangkah lebih baiknya kita
lanjut membaca buku revolusi cara belajar agar lebih memahamkan kita tentang
Revolusi Belajar.
0 komentar:
Posting Komentar